Showing posts with label Makanan khas Aceh. Show all posts
Showing posts with label Makanan khas Aceh. Show all posts

Thursday, May 30, 2013

Indahnya Panorama Danau Laut Tawar Di Aceh Tengah

Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggröe Aceh Darussalam. Disisi barat danau ini terdapat sebuah kota kabupaten yaitu kota TAKENGON, yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah.

Luasnya kira-kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter).

• Ada 25 aliran krueng yang bermuara ke Danau Laut Tawar dengan total debit air kira-kira 10.043 liter per detik.
• Rerata kedalaman danau:
o 35 meter dari pinggir danau: 8,9 meter.
o 100 meter dari pinggir danau: 19,27 meter.
o 620 meter dari pinggir danau: 51,13 meter.
• Rerata suhu air danau diukur berdasarkan kedalaman:
o 1 meter: 21,55 °C
o 5 meter: 21,37 °C
o 10 meter: 21,15 °C
o 20 meter: 20,70 °C
o 50 meter: 19,35 °C
• Kecerahan tertinggi 2,92 meter (di tengah danau), sedangkan yang terendah 1,29 meter (Kp. Kuala II). Semakin tinggi kecerahan, maka semakin jernih air.
Karakteristik kimiawi

Ditemukan 46 jenis plankton yang terbagi atas 11 kelas di Danau Laut Tawar, dengan rincian kelas Chlorophyceae sebesar 35%, Bacillariophyceae 24%, Myxophyceae 9%, dan kelas lain sebesar 32%. Hydrilla sp., eceng gondok, dan kiambang juga dapat ditemukan hidup di pinggiran danau.

Fauna Yang Ada Di Kawasan Danau Laut Tawar

Ditemukan 3 jenis moluska, 1 jenis annelida, 37 jenis ikan, dan 49 jenis serangga yang hidup di kawasan Danau Laut Tawar. Untuk hewan yang hidup di sekitar danau, ditemukan 20 spesies mamalia yang terbagi atas 13 famili, beberapa diantaranya termasuk hewan yang dilindungi, antara lain binturung, pukas, trenggiling, landak, kancil, napu, owa, siamang, tanado, harimau, kucing hutan, rusa, dan kijan

Beli Mobil, Warga Aceh Lebih Banyak Bayar Tunai

Beli Mobil, Warga Aceh Lebih Banyak Bayar Tunai Dari Pada Kredit

Foto : Salah Satu Jenis Mobil Terbaru Toyota Etios

BANDA ACEH - Masyarakat Aceh ternyata lebih memilih membayar tunai untuk pembelian mobil. Hal ini bertolak belakang dengan sepeda motor yang justeru didominasi oleh pembelian secara kredit.

Informasi yang diperoleh Serambi persentase pembelian mobil secara tunai (semua merek) diperkirakan mencapai 60 persen dari total penjualan, sementara untuk sepeda motor hanya sekitar 30 persen yang beli tunai.

“Secara umum, masyarakat Aceh lebih banyak beli mobil secara tunai. Persentasenya sekitar 60 persen cash/tunai, dan 40 persen kredit,” kata Supervisor PT Dunia Barusa (Toyota), Azhar, kepada Serambi, Rabu (29/5).

Nah di PT Dunia Barusa sendiri, dia mengungkapkan bahwa persentase antara pembelian tunai dengan kredit nyaris berimbang, yaitu 50:50.

Kepala Cabang Honda Arista, Yanto, juga menyatakan hal serupa. Hanya saja prediksinya sedikit lebih rendah, yaitu 55 persen beli tunai dan 45 persen kredit. “Kalau khusus merek Honda, ada sekitar 60 persen itu pembelian tunai, sisanya 40 persen lagi yang beli kredit,” kata dia.

Sementara untuk merek mobil Suzuki, pembelian sebagian besar dilakukan dengan cara kredit. “Pembelian cash (tunai) sekitar 15 persen, sisanya kredit semua,” kata Khairul dari PT Armada Banda Jaya selaku main diler Suzuki Mobil di Aceh.

Kepala Penjualan PT Capella Dinamik Nusantara, Saifullah, menyebutkan, pembelian secara kredit menguasai sekitar 65 persen dari total penjualan sepeda motor Honda.

Pembelian kredit ini umumnya banyak terjadi di daerah-daerah yang memiliki perkebunan, seperti Lhokseumawe dan Meulaboh.

Kondisi yang sama juga terjadi pada merek Yamaha. Menurut Aprizal, Sales Supervisor pada PT Yamaha Alfa Scorpii Lambaro, Aceh Besar, pembelian kredit menguasai 70 persen dari total penjualan sepeda motor Yamaha. “Pembelian cash (tunai) hanya sekitar 30 persen,” demikian Aprizal

Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Aceh Tenggara Tuntut Pemekaran Provinsi ALA

Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Aceh Tenggara Tuntut Pemekaran Provinsi ALA dan Tolak Qanun WN Yang Di Anggap Otoriter

Taufik Koordinator Aksi menegaskan, “apabila tuntutan kami tidak diindahkan, kami akan menggelar aksi besar-besaran ke Istana Negara di Jakarta.”

Foto ; Aksi BEM Se Aceh Tenggara Di Depan Gedung DPRK Aceh Tenggara

KUTACANE - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Aceh Tenggara (Agara), Rabu (29/5) demo menuntut percepatan terbentuknya Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) dan menolak Qanun Wali Nanggroe (WN).

Pantauan Serambi, sejak menjelang siang kemarin, ratusan mahasiswa long march dari Kampus UGL Kutacane di Babussalam ke Gedung DPRK sejauh lebih kurang lima kilometer. Mahasiswa mengusung poster dan spanduk bertuliskan menolak Qanun WN dan menuntut percepatan Provinsi ALA. Dalam perjalanan itu, mereka berorasi secara bergantian melalui pengeras suara (sound system) yang diangkut dengan mobil pikap.

Di depan Gedung DPRK Agara, mahasiswa yang berusaha mendobrak pagar terlibat saling dorong dengan polisi.

Taufik, mengatakan, mereka akan terus memperjuangkan terwujudnya Provinsi ALA. Mereka mendesak Pemerintah RI menerbitkan peraturan pengganti undang-undang (Perpu) Pemekaran Aceh.

Terkait pemekaran tersebut, menurut Taufik, Gubernur Aceh maupun DPRA hanya untuk dikonsultasikan dan dimintai pertimbangan. “Apabila dalam 30 hari tidak dipenuhi, maka soal pemekaran ALA biar kami yang teruskan ke Pemerintah Pusat, karena sudah diatur dalam UUPA yang dijabarkan dalam PP Nomor 78 Tahun 2008 tentang Tata Konsultasi dan Pemberian Pertimbangan dan Kebijakan Administratif,” kata Taufik.

Anggota DPRK, Bukhari Selian, di hadapan mahasiswa mengatakan, pada prinsipnya, secara pribadi dirinya sangat setuju dan mendukung terwujudnya Provinsi ALA dan dewan harus terlibat untuk mendukung Provinsi ALA.

“Meski kami sependapat, tetapi kami bertiga tidak bisa memberikan keputusan. Banyak anggota dewan lainnya yang sedang tidak masuk kantor, sedangkan pimpinan sedang di Banda Aceh,” kata Bukhari.

Pernyataan setuju juga disampaikan Hj Syamsiar. Menurutnya, untuk menyetujui Provinsi ALA secara kelembagaan, minimal disetujui 17 dari 25 anggota dewan.

Dikeroyok Preman Pemalak Proyek, Kepala Bidang Dinas Olahraga Aceh Utara Remuk dan Masuk Rumah Sakit

Dikeroyok Preman Pemalak Proyek, Kepala Bidang Dinas Olahraga Aceh Utara Remuk dan Masuk Rumah Sakit,

- Polisi Belum Menangkap Tersangka Hingga Saat Ini

“Mereka minta proyek itu, saya bilang saya tidak bisa buat keputusan. Kemudian mereka saya suruh jumpai pak kepala dinas atau Kuasa Pengguna Anggaran, tapi mereka tetap ngotot minta pada saya, ” kata Korban Sulaiman.

Foto : Ilustrasi

Lhokseumawe- Kepala Bidang Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Aceh Utara, M. Sulaiman, dilaporkan dikeroyok sejumlah preman yang meminta proyek pemerintah,

Rabu kemarin. Kini Sulaiman menjalani perawatan di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe lantaran mengalami nyeri di bagian dada.
Kepada ATJEHPOSTcom, Kamis, 30 Mei 2013, Sulaiman mengaku dikeroyok para preman di depan ruangan kantor tempat ia bekerja, kemarin sekitar pukul 10.30 WIB. “Saya dikeroyok sekitar enam orang preman,” ujarnya.

Kejadian tersebut, kata Sulaiman, bermula ketika sejumlah preman mendatangi kantornya untuk meminta proyek rehabilitasi lapangan bolakaki di Desa Kubu, Sawang, Aceh Utara. Kata dia, selain sudah berulang kali ke kantornya, para preman itu pernah mendatangi rumah dan sering menghubunginya lewat telepon.

Sulaiman menyebutkan, salah satu dari preman tersebut menamakan dirinya Solar dan mengaku warga Nisam, Aceh Utara. “Kemarin, Solar dan kawan-kawannya datang dan mengoroyok saya,” ujarnya.

Pengeroyokan itu kemudian dilerai beberapa orang yang kebetulan berada di lokasi kejadian. Sulaiman lalu dilarikan ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. Awalnya ia menolak rawat inap, setelah diperiksa kondisinya langsung pulang.

“Malam tadi saya muntah-muntah sehingga dibawa lagi ke rumah sakit ini tadi sekitar pukul sepuluh untuk rawat inap. Hasil pemeriksaan dokter, saya mengalami nyeri di bagian dada,” katanya.

Insiden pengeroyokan tersebut, kata Sulaiman, sudah dilaporkan ke Polres Lhokseumawe oleh pihak keluarganya

Wednesday, May 29, 2013

Pepes Ikan Teri Basah

Menu Masakan Aceh Hari Ini :

Payeh Eungkot Bileih ( Pepes Ikan Teri Basah )

Bahan :

1. Ikan teri basah secukupnya
2. Daun pisang segar
3. Garam secukupnya
4. Daun kunyit 1 lembar,potong halus
5. Daun jeruk purut secukupnya,potong halus

Bumbu yang dihaluskan :
1. Cabai rawit 10 buah
2. Cabai merah besar 4 buah
3. Bawang merah 2 siung
4. Bawang putih 1 siung
5. Kunyit secukupnya
6. jahe secukupnya
7. Asam sunti secukupnya
8. Ketumbar 1 sendok teh

Cara membuat :
Campur ikan dan garam menjadi satu,kemudian masukkan bumbu yang telah di haluskan. Masukkan daun kunyit dan dan jeruk purut,setelah semuanya tercampur rata,bungkus di dalam daun pisang. Bakar di atas api sedang. Bakar hingga matang.

Note : Hidangan untuk 4 orang

Pepes Ikan Teri Basah

Menu Masakan Aceh Hari Ini :

Payeh Eungkot Bileih ( Pepes Ikan Teri Basah )

Bahan :

1. Ikan teri basah secukupnya
2. Daun pisang segar
3. Garam secukupnya
4. Daun kunyit 1 lembar,potong halus
5. Daun jeruk purut secukupnya,potong halus

Bumbu yang dihaluskan :
1. Cabai rawit 10 buah
2. Cabai merah besar 4 buah
3. Bawang merah 2 siung
4. Bawang putih 1 siung
5. Kunyit secukupnya
6. jahe secukupnya
7. Asam sunti secukupnya
8. Ketumbar 1 sendok teh

Cara membuat :
Campur ikan dan garam menjadi satu,kemudian masukkan bumbu yang telah di haluskan. Masukkan daun kunyit dan dan jeruk purut,setelah semuanya tercampur rata,bungkus di dalam daun pisang. Bakar di atas api sedang. Bakar hingga matang.

Note : Hidangan untuk 4 orang

Kapolda Aceh : Saya Perintahkan Untuk Tetap Tahan 10 Tersangka Pengrusak Kantor DPKKA, Tidak Ada Kata Damai Untuk Preman

Breaking News :

Kapolda Aceh : Saya Perintahkan Untuk Tetap Tahan 10 Tersangka Pengrusak Kantor DPKKA, Tidak Ada Kata Damai Untuk Preman

Foto : Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi Sedang Latihan Menembak Di Kompi 4 Brimob Jeuleukat Lhokseumawe

* Perkara Tersebut Wajib Di Proses, Kalau Tidak Di Proses Akan Terjadi Lagi Untuk Kedepannya, Tegas Kapolda Aceh

BANDA ACEH - Personel Polresta Banda Aceh hingga kini,Rabu (29/5/2013) masih menahan ke-10 tersangka pengrusakan pintu dan pot bunga Kantor Pengelola Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA) pada Kamis (23/5/2013). Informasi diperoleh serambinews.com, Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi memerintahkan ke-10 tersangka tetap ditahan dan perkara itu tetap diproses, meski sehari sebelumnya Kadis Keuangan Aceh, Azhari meminta mereka yang melakukan pengrusakan karena tak mendapat proyek di kantor tersebut dilepas saja. "Bahkan hari ini, Kadis Keuangan akan dimintai keterangan sebagai saksi," kata sumber ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, ke-10 pria asal Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen ini, merusak pintu Kantor DPKKA, bunga dan potnya di kantor itu, Kamis (23/5/2013) sekitar pukul 17.30 WIB. Mereka tak terima jawaban Kadis DPKKA, Azhari yang menyatakan proyek penunjukan langsung (PL) tak ada lagi, ketika mereka meminta proyek PL. Ke-10 tersangka adalah Syarkawi (27), Musliadi (30), Wahyu (36), Faisal (35), M Husen (42), M Agus (42), Tarmizi (33), Hamdani (40), dan Madarwan (35).

Menko Polhukam Berdiplomasi Ke Swedia

SBY : Tahun 2002 Saya Sebagai Menko Polhukam Berdiplomasi Ke Swedia, Konflik Aceh Telah Selesai, Mari Kita Jaga Kesepakatan Damai Bersama dan Bermartabat

- Presiden SBY mengatakan dulu banyak tokoh Gerakan Aceh Merdeka yang saat itu bermukim di Swedia.

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menulis di akun twitternya bahwa pada tahun 2002 beliau pernah berkunjung ke Swedia dalam rangka merintis penyelesaian untuk berdamai dengan Aceh.

"Tahun 2002, saya sebagai Menko Polkam berdiplomasi ke Swedia, untuk merintis jalan penyelesaian Aceh secara damai dan bermartabat," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

"Konflik Aceh tidak akan selesai tanpa menyentuh simpul-simpul kepemimpinan (GAM-red) yang ada di Swedia," katanya.



SBY juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan menghormati kesepakatan perdamaian yang kemudian menghentikan konflik di Aceh pada 2005.

"Alhamdulillah setelah lima tahun berikhtiar, tahun 2005 konflik Aceh kita selesaikan. Mari kita hormati dan jaga kesepakatan itu".

Presiden melakukan kunjungan kerja ke Swedia sejak 27 Mei hingga 29 Mei mendatang. Dalam kunjungan itu Presiden menghadiri sejumlah acara dan juga bertemu dengan PM dan Raja Swedia.

Sebelumnya, Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) meminta Pemprov Aceh merujuk kembali pada Perjanjian Helsinki dalam menetapkan simbol bendera daerah, kata Mendagri Gamawan Fauzi di Jakarta, Selasa (28/5)

Terbukti Merusak Kantor DPKKA Aceh dan Sudah Di Tahan 5 Hari, Pihak Kepala Keuangan Aceh Akhirnya Minta Mereka Dilepas

* Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh : Kami Tidak Bisa Melepaskan Tersangka Begitu Saja, Pihak Yang Minta Berdamai Harus Memberitahukan Langsung ke Bapak Kapolresta.

Banda Aceh - Setelah lima hari ditahan dan menjalani pemeriksaan di Unit I Keamanan Negara (Kamneg) Satreskrim Polresta Banda Aceh, tampaknya ke-10 orang yang melakukan pengrusakan di Kantor DPKKA segera dilepas. Soalnya, pada Selasa siang kemarin, seorang pria yang mengaku sebagai utusan Kadis Keuangan Aceh menghadap Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Erlin Tangjaya meminta perkara itu didamaikan saja.

Pria berpakaian dinas tersebut masuk ke ruang Kasat Reskrim ketika Serambi sedang berada di ruangan itu mewawancarai Kompol Erlin Tangjaya terkait perkara yang melibatkan ke-10 orang tersebut. Setelah memperkenalkan diri sebagai pejabat di Dinas Keuangan Aceh yang diutus oleh kepala dinas, akhirnya pria itu menyampaikan maksud bahwa Pak Kepala Dinas meminta perkara ini didamaikan saja atau diselesaikan secara kekeluargaan dan tersangka dilepas.

Kasat Reskrim menampung permintaan itu, namun ia mengatakan harus memberitahukan ke Kapolresta. Dihubungi malam tadi, seorang sumber Serambi di Polresta Banda Aceh memastikan ke-10 tersangka ini masih ditahan. Usulan perdamaian belum sempat diajukan ke Kapolresta karena sudah sore.

“Ya besok (hari ini-red), meski sudah berdamai, juga tergantung kebijakan pimpinan, apakah perkara ini tetap diproses hukum dan tersangka tetap ditahan atau tidak. Ini semua tentu dengan mempertimbangkan baik dan buruknya,” kata sumber itu.

Menurut data di kepolisian, ke-10 tersangka pengrusakan di Kantor DPKKA masing-masing Syahrul (32), Syarkawi (27), Musliadi (30), Wahyu (36), Faisal (35), M Husen (42), M Agus (42), Tarmizi (33), Hamdani (40), dan Madarwan (35). Mereka berasal dari Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen.

Foto : Ilustrasi Penangkapan Tersangka

Tuesday, May 28, 2013

Poin MoU Helsinki Saja Melarang Penggunaan Simbol GAM

Mendagri RI : Poin MoU Helsinki Saja Melarang Penggunaan Simbol GAM, Jadi Sekarang Siapa Yang Melanggar ? 

Poin perjanjian MoU Helsinki poin 4.2, yang dimaksud itu berbunyi,” GAM melakukan demobilisasi atas semua 3.000 personel pasukan militernya. Anggota GAM tidak akan memakai seragam maupun menunjukkan emblem atau simbol militer setelah penandatanganan Nota Kesepahaman ini”.

Jakarta – Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta Pemprov Aceh merujuk kembali pada Perjanjian Helsinki dalam menetapkan simbol bendera daerah, kata Mendagri Gamawan Fauzi di Jakarta, Selasa (28/5/2013).

“Kita lihat saja kesepakatan (perjanjian) Helsinki poin 4.2, yang pada pokoknya simbol-simbol menyerupai GAM (Gerakan Aceh Merdeka) tidak boleh digunakan,” kata Gamawan ketika ditemui di kantornya.

Pada prinsipnya, Pemerintah pusat meminta lambang bendera daerah diubah sehingga tidak sama dengan bendera kelompok separatis yang menginginkan Aceh keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam Qanun (perda) Nomor 3 Tahun 2013, Pemprov Aceh ingin menggunakan bendera daerah dengan simbol bulan, bintang dan garis hitam dengan warna dasar merah.

Penggunaan simbol pada bendera daerah Aceh menuai reaksi dari Pemerintah pusat ketika DPR Aceh mensahkan Qanun Nomor 3 Tahun 2013 pada Maret.

Hingga kini proses perundingan masih berlangsung, bahkan kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang masa pembahasan tersebut karena belum ditemukan kesepakatan terkait penggunaan simbol bendera daerah.

“Kami sepakat untuk diperpanjang 90 hari, terhitung sejak 17 April, sambil sama-sama menjaga ketenteraman dan ketertiban,” kata Gamawan

RUMOH ADAT ACEH

Rumoh Aceh adalah rumah tradisional Aceh. Rumoh Aceh merupakan rumah panggung yang miliki tinggi beragam sesuai dengan arsitektur si pembuatnya, namun pada kebiasaannya memiliki ketinggian sekitar 2,5 - 3 meter dari atas tanah. Terdiri dari tiga atau lima ruangan di dalamnya, untuk ruang utama sering disebut dengan rambat.

Memasuki pintu utama rumoh Aceh, kita akan berhadapan dengan beberapa anak tangga yang terbuat dari kayu pada umumnya. Untuk tingginya sendiri, pintu tersebut pasti lebih rendah dari tinggi orang dewasa. Biasanya tinggi pintu sekitar 120 - 150 cm dan membuat siapa pun yang masuk harus sedikit merunduk, konon makna dari merunduk ini menurut orang-orang tua adalah sebuah penghormatan kepada tuan rumah saat memasuki rumahnya, siapa pun dia tanpa peduli derajat dan kedudukannya. Selain itu juga, ada yang menganggap pintu rumoh Aceh sebagai hati orang Aceh. Hal ini terlihat dari bentuk fisik pintu tersebut yang memang sulit untuk memasukinya, namun begitu kita masuk akan begitu lapang dada disambut oleh tuan rumah.

Saat berada di ruang depan ini atau disebut juga dengan seuramoe keu/seuramoe reungeun, akan kita dapati ruangan yang begitu luas dan lapang, tanpa ada kursi dan meja. Jadi, setiap tamu yang datang akan dipersilahkan duduk secara lesehan atau bersila di atas tikar bak ngom (sejenis tumbuhan ilalang yang ada di rawa lalu diproses dan dianyam) serta dilapisi dengan tikar pandan.

Saat melihat rumoh Aceh, kita akan menjumpai terlebih dahulu dengan bagian bawahnya. Bagian bawah ini akrab disebut dengan yup moh/miyup moh, yakni bagian antara tanah dan lantai rumah. Lazimnya dibagian bawah ini bisa kita dapati berbagi benda, seperti jeungki (penumbuk padi) dan kroeng (tempat menyimpan padi). Tidak hanya itu, bagian yup moh juga sering difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak, membuat kain songket Aceh yang dilakoni oleh kaum perempuan,

Beranjak ke bagian dalam rumoh Aceh merupakan tempat dimana segala aktifitas tuan rumah, baik yang bersifat pribadi ataupun bersifat umum. Pada bagian ini, secara umum terdapat tiga ruangan, yaitu: ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang.

Ruangan depan atau disebut dengan seuramoe reungeun merupakan ruangan yang tidak berbilik (berkamar-kamar). Dalam sehari-hari ruangan ini berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak laki-laki, dan tempat anak-anak belajar mengaji saat malam atau siang hari. Disaat-saat tertentu, seperti ada acara perkawinan atau acara kenduri, maka ruangan inilah yang menjadi tempat penjamuan tamu untuk makan bersama.


Ruangan tengah yang disebut dengan seuramoe teungoh merupakan bagian inti dari rumoh Aceh, maka dari itu banyak pula disebut sebagai rumoh inong (rumah induk). Sedikit perbedaan dengan ruang lain, dibagian ruangan ini terlihat lebih tinggi dari ruangan lainnya. Di ruangan ini pula akan kita dapati dua buah bilik atau kamar tidur yang terletak di kanan-kiri dengan posisi menghadap ke utara atau selatan dengan pintu yang menghadap ke belakang. Di antara kedua bilik itu terdapat pula gang yang menghubungkan ruang depan dan ruang belakang. Rumoh inong biasanya ditempat untuk tidur kepala keluarga, dan anjong untuk tempat tidur anak gadis.

Ruangan belakang disebut seuramoe likot yang memiliki tinggi lantai yang sama dengan seuramoe reuyeun, serta tidak mempunyai bilik atau sekat-sekat kamar. Fungsinya sering dipergunakan untuk dapur dan tempat makan bersama keluarga, selain itu juga dipergunakan sebagai ruang keluarga, baik untuk berbincang-bincang atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari perempuan seperti menenun dan menyulam.

Info Kenaikan BBM

7 Juni 2013, Harga BBM Akan Naik, Premium Rp. 6.500,-/Liter, Solar Rp. 6.500,-/Liter

* Pemerintah Umumkan Harga BBM Baru Per 7 Juni 2013

Foto : Petugas SPBU Menyiapkan Alat Peraga Berisi Harga BBM Setelah Dinaikkan Per 7 Juni 2013 Nanti

Jakarta - Harga baru BBM bersubsidi akan diumumkan Jumat 7 Juni 2013, dengan perkiraan kesepakatan pemerintah dan DPR sudah tercapai Kamis atau Jumat pekan ini.

"Hari Rabu, 29 Mei malam, Menkeu Chatib Basri akan melaporkan perkembangan pembahasan di DPR lewat telepon. Saat itu, Presiden akan memutuskan sikap pemerintah," kata Menperin MS Hidayat Senin (27/5) malam sesaat setelah tiba di Stockholm, atau Selasa dini hari WIB.

Sebagian anggota fraksi di DPR tidak setuju bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) diberikan selama enam bulan. Mereka menyarankan maksimal dua-tiga bulan. "Saya kira titik kompromi nantinya lima bulan," ungkap Hidayat.

Harga premium ditargetkan menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Saat ini, harga premium dan solar bersubsidi Rp 4.500 per liter. Tingkat harga BBM yang terlalu murah ini telah mendongkrak konsumsi BBM hingga melampaui jatah APBN.

Sepeda Motor Istri TNI Terjaring Razia, Puluhan Anggota TNI Kavaleri Datangi Pos Lalu Lintas Lhokseumawe

Foto : Ilustasi Razia Kendaraan Bermotor

Lhokseumawe- Puluhan anggota TNI dari Kavaleri Lhokseumawe mendatangi Pos Polisi Lalu Lintas di Cunda, Lhokseumawe, siang tadi sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa, 28 Mei 2013.

Informasi diperoleh ATJEHPOSTcom, kedatangan puluhan personil TNI ke Pos Lantas tersebut berawal dari sepeda motor (sepmor) dikendarai istri salah seorang anggota tentara terjaring razia rutin digelar polisi Satuan lalu Lintas di depan posya.

“Sepeda motor ibu itu tidak memakai kaca spion, jadi ditahan oleh polisi,” ujar salah seorang warga saat ditemui di lokasi itu. Ini juga dibenarkan oleh Kepala Pos Lantas Cunda Lhokseumawe, Sarimin.

Menurut sejumlah warga yang menyemut melihat kejadian tersebut, sempat terjadi adu mulut dan saling tolak antara polisi dan tentara di pekarangan pos tersebut. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama dan tak menyebabkan keributan besar. Pasalnya beberapa menit kemudian, Polisi Militer (PM) Lhokseumawe dan Kodim 0103 Aceh Utara tiba di lokasi, lalu melakukan mediasi.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lhokseumawe AKP Edwin kepada para wartawan mengatakan permasalahan tersebut sudah diselesaikan. “Sudah tidak ada masalah lagi, sudah kita selesaikan secara baik-baik,” kata dia.

Pantauan ATJEHPOSTcom, mediasi dilakukan sekitar 45 menit di dalam ruang kepala Pos Lantas, Cunda Lhokseumawe. Dalam ruang tersebut turut ikut Polisi Militer, pihak Kodim 0103 Aceh Utara, Kasat Lantas AKP Edwin dan Kasat Reskrim AKP Supriadi.

Kedatangan puluhan anggota TNI dari Kavaleri tersebut sempat membuat macet lalu lintas depan Pos Lantas Cunda Lhokseumawe. Selain itu, aksi tersebut juga menjadi tontonan warga sekitar dan para pengguna jalan

10 Pengrusak Pintu Kantor DPKKA Ditahan Polisi

* Ke 10 Tersangka Tersebut Di Tangkap Setelah Merusak Pintu Kantor DPKKA Aceh, Ini Di Karenakan Karena Mereka Tidak Dapat Proyek PL (Penunjukan Langsung) 

Foto : Ilustrasi Interogasi Tersangka

BANDA ACEH - Personel Polresta Banda Aceh hingga hari ini, Selasa (28/5/2013) siang, ternyata sudah empat hari menahan 10 pengrusak pintu Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA) dan bunga di kantor itu, Kamis (23/5/2013) sekira pukul 17.30 WIB.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan melalui Kasat Reskrim Kompol Erlin Tangjaya mengatakan ke-10 pria ini pada sore hari tersebut datang menjumpai Kepala DPKKA, Azhari di kantor tersebut untuk meminta proyek penunjukan langsung (PL).

"Namun Kepala DPKKA menjawabnya tak ada lagi sehingga mereka tak terima jawaban itu. Kemudian saat meninggalkan kantor tersebut, mereka merusak bunga dan pintu Kantor DPKKA. Polisi yang mengetahui informasi ini, datang dan mengamankan semua pelaku hingga akhirnya ditahan," kata Erlin.

Erlin menyebutkan, 10 pelaku yang berasal dari Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen ini adalah Syahrul (32), Syarkawi (27), Musliadi (30), Wahyu (36), Faisal (35), M Husen (42), M Agus (42), Tarmizi (33), Hamdani (40), dan Madarwan (35).

Pulau Weh Sabang Tiada Hari Tanpa Pengunjung

Foto : Salah Satu Pantai Di Sabang ( Pantai Iboih, Sabang )

Sabang adalah sebuah kota yang paling ujung dan unik di propinsi aceh di sebuah pulau yang bernama Pulau Weh dulunya merupakan asrama jamaah haji sebelum diberangkatkan ke Mekkah, namun saat ini sudah menjadi daerah tujuan wisata dengan kawasan taman lautnya di kenal dengan indahnya laut dan terkenal dengan pelabuhan bebas. 

Pulau weh sabang berada di sebelah utara ibu kota propinsi aceh yaitu Banda Aceh dengan perjalanan kapal Fery sekitar 2,5 jam dan sekitar 50 menit dengan kapal cepat Express Bahari dengan jauh lebih kurang 16 mil.

Sabang banyak terdapat pulau-pulau kecil yang menjadi tempat wisata yang banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal dan manca negara, seperti pulau Rubiah, dll. Pulau Rubiah yang berada di sabang banyak di kunjungi masyarakat dan sudah terkenal ke manca negara.

Pulau Rubiah memang tidak berpenghuni,tetapi disini juga banyak yang dapat dinikmati wisatawan seperti memancing,suasana pasir putih yang bersih dan juga tersedia berbagai macam menu makanan,untuk menuju ke pulau Rubiah harus melakukan penyeberangan dengan menggunakan boat sewaan yang telah di sediakan oleh pemandu setempat dengan membayar mulai 150.000 sampai 400.000 tergantung boat dan tujuanya agar sampai ke pulai Rubiah dan mengelilingi pulau Rubiah.Di pulau Rubiah juga disewakan berbagai fasilitas seperti snokling, kamera nyelam dan perlengkapan nyelam dengan harga yang terjangkau mulai 40.000.

Akan tetapi, meskipun pesona alam bawah laut Pulau Rubiah ini terbuka untuk semua pengunjung, tetap ada peraturan beberapa larangan yang harus dipatuhi oleh para penyelam. Diantaranya adalah jangan menginjak karang, karena ditakutkan karang tersebut akan patah dan mati. Setiap pengunjung juga dilarang untuk mengambil apa saja yang adat di dalam laut dan dilarang untuk membuang sampah sembarangan untuk menjaga ekosisitem taman laut yang dilindungi.

Pulau Weh Sabang Tiada Hari Tanpa Pengunjung

Foto : Salah Satu Pantai Di Sabang ( Pantai Iboih, Sabang )

Sabang adalah sebuah kota yang paling ujung dan unik di propinsi aceh di sebuah pulau yang bernama Pulau Weh dulunya merupakan asrama jamaah haji sebelum diberangkatkan ke Mekkah, namun saat ini sudah menjadi daerah tujuan wisata dengan kawasan taman lautnya di kenal dengan indahnya laut dan terkenal dengan pelabuhan bebas. 

Pulau weh sabang berada di sebelah utara ibu kota propinsi aceh yaitu Banda Aceh dengan perjalanan kapal Fery sekitar 2,5 jam dan sekitar 50 menit dengan kapal cepat Express Bahari dengan jauh lebih kurang 16 mil.

Sabang banyak terdapat pulau-pulau kecil yang menjadi tempat wisata yang banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal dan manca negara, seperti pulau Rubiah, dll. Pulau Rubiah yang berada di sabang banyak di kunjungi masyarakat dan sudah terkenal ke manca negara.

Pulau Rubiah memang tidak berpenghuni,tetapi disini juga banyak yang dapat dinikmati wisatawan seperti memancing,suasana pasir putih yang bersih dan juga tersedia berbagai macam menu makanan,untuk menuju ke pulau Rubiah harus melakukan penyeberangan dengan menggunakan boat sewaan yang telah di sediakan oleh pemandu setempat dengan membayar mulai 150.000 sampai 400.000 tergantung boat dan tujuanya agar sampai ke pulai Rubiah dan mengelilingi pulau Rubiah.Di pulau Rubiah juga disewakan berbagai fasilitas seperti snokling, kamera nyelam dan perlengkapan nyelam dengan harga yang terjangkau mulai 40.000.

Akan tetapi, meskipun pesona alam bawah laut Pulau Rubiah ini terbuka untuk semua pengunjung, tetap ada peraturan beberapa larangan yang harus dipatuhi oleh para penyelam. Diantaranya adalah jangan menginjak karang, karena ditakutkan karang tersebut akan patah dan mati. Setiap pengunjung juga dilarang untuk mengambil apa saja yang adat di dalam laut dan dilarang untuk membuang sampah sembarangan untuk menjaga ekosisitem taman laut yang dilindungi.

Ketika Gubernur Curhat Tentang Bendera Kepada Duta Besar RI

Ketika Gubernur Curhat Tentang Bendera Kepada Duta Besar RI Untuk Sudan Sujatmiko, "Ini Aceh Pak, Banyak Masalahnya, Padahal Bendera Alam Peudeung Usulan Saya, Tapi DPRA Mengubahnya Ke Bendera Bulan Bintang "

“ Bendera Aceh yang sebelumnya dia kenal adalah yang di depannya ada pedang (‘alam peudueng), “Saya senang dengan bendera yang seperti itu, yang ada pedangnya, Tapi, DPR Aceh sebagai representasi rakyat Aceh telah menetapkan bendera yang berbeda. Zaini mengaku tetap harus mendukungnya. ” ujar Zaini Abdullah Sambil sambil menunjuk ke lukisan Bendera Alam Peudeung di dinding ruang pertemuan Dengan Dubes RI Untuk Sudan.

Banda Aceh - Siang kemarin sekitar pukul 14.30 WIB, hawa dingin ruang utama Pendapa Gubernur Aceh, begitu menusuk. Embusan air conditioner (AC) di beberapa sudut ruangan ‘membekukan’ kulit. Seorang pria merebahkan bahunya di atas sofa empuk, sambil menarik napas panjang. “Inilah Aceh. Banyak masalahnya, Pak,” kata pria itu kepada seorang lelaki di samping kanannya.

Pria itu adalah dr Zaini Abdullah. Ia berbicara kepada lelaki di sampingnya, Sujatmiko, Duta Besar RI untuk Sudan.

Kemarin, Sujatmiko menemui Zaini selaku Gubernur Aceh. Mereka berdua bertemu di pendapa. Sejumlah pejabat dan kepala dinas ikut hadir. Kedatangan Sujatmiko menemui orang nomor satu di Aceh itu semula lebih untuk bersilaturahmi. Ia ingin mempromosikan Aceh ke Sudan, negara berpenduduk 42 juta jiwa itu.

“Kalau Aceh sering disebut Serambi Mekkah. Tapi kalau di Sudan Serambi Mekkah-nya adalah Afrika,” kata Sujatmiko.

Pembicaraan keduanya terus mengalir. Suasana pertemuan mencair. Obrolan mereka makin intens. Tidak saja membicarakan soal isu kopi Aceh, kayu cedana, dan nilam yang bakal diperkenalkan Sujatmiko ke Sudan. Tapi mulai “menyerempet” ke isu politik. Zaini Abdullah juga dikenal sebagai mantan menteri Luar Negeri GAM. Ia lahir di Beureunun, Kabupaten Pidie, pada 24 April 1940 silam. Sekarang usianya sudah 73 tahun.

Sekitar tahun 1981 Zaini hijrah ke luar negeri saat Pemerintah RI menggelar operasi militer di Aceh. Ia mengasingkan diri ke Stockholm, Swedia, bersama deklarator GAM Hasan Tiro. Tahun 2012 ia kembali ke Aceh bersama Hasan Tiro (alm), setelah Aceh berdamai dengan RI. Ia pun diusung njadi calon gubernur dari kalangan GAM dan menang.

“Sebernarnya saya tak mau lagi (dicalonkan). Sejak tahun 76 saya sudah berjuang. Tapi karena mengingat ini amanah, saya harus meluruskannya,” kata Zaini.

“Saya di sini bukan gubernur. Tapi anggap saya ini sebagai orang yang dituakan. Saya lebih tua dari Mendagri. Jadi tolong, tolong dengarkan saya,” cerita Zaini.

“Di Menkopolhukam mereka lebih lunak, meski mereka militer. Tapi di Kemendagri mereka lebih (keras),” banding Zaini. Ia juga mengungkapkan bendera Aceh yang sebelumnya dia kenal adalah yang di depannya ada pedang (‘alam peudueng).

“Saya senang dengan bendera yang seperti itu, yang ada pedangnya,” ujarnya sambil menunjuk ke lukisan di dinding ruang pertemuan.

Tapi, DPR Aceh sebagai representasi rakyat Aceh telah menetapkan bendera yang berbeda. Zaini mengaku mendukungnya. Hanya saja pemerintah pusat yang tidak memahaminya. Padahal, kata Zaini, soal bendera menjadi kewenangan penuh rakyat Aceh.

“Betapa besar sumbangan Aceh kepada RI sejak Soekarno. Tapi feedback-nya apa, selalu dicurigai. Sebetulnya saya ingin bicara dari hati ke hati. Aceh bukan lagi separatis, sudah dalam NKRI,” tutur Zaini.

“Tapi kenapa Pak tidak top down saja. Misalkan, bicara ke Presiden dulu, lalu nanti kan ada garis komandonya,” saran Sujatmiko. “Itu sudah kita lakukan,” jawab Zaini.

Tapi tampaknya Zaini belum puas dengan kebijakan SBY. Sementara dia berharap semua persoalan Aceh bisa diselesaikan pada masa Pemerintah SBY. “Kalau SBY tak ada lagi, akan muncul persoalan baru. Dan kita akan bertengkar lagi,” jelas Zaini. Mendengar itu, Sujatmiko hanya terdiam.

Kodam Iskandar Muda Musnahkan 98 Pucuk Senpi Illegal Yang Diserahkan Oleh Masyarakat

* Pemusnahan Pucuk Senjata Illegal Untuk Menjaga Keamanan Aceh, Senjata Api Tersebut Di Potong Menjadi Beberapa Bagian Di Lapangan Tembak RINDAM IM Mata Ie, Aceh Besar

BANDA ACEH - Jajaran Kodam IM memusnahkan 98 pucuk senjata api (senpi) di Lapangan Tembak Mata Ie, Aceh Besar, Minggu (26/5). Senpi itu dipotong menjadi beberapa bagian agar tak bisa digunakan lagi. Senpi tersebut merupakan senpi ilegal yang diserahkan oleh masyarakat kepada pihak Kodam IM.

Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar dalam siaran pers yang diterima Serambi, kemarin, mengatakan, pemusnahan senjata ini dapat mewujudkan situasi keamanan yang kondusif dan diharapkan memotivasi masyarakat untuk turut serta menjaga perdamaian, sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IM, Kolonel Arh Subagio Irianto, pemusnahan senpi turut dihadiri Kasdam IM Brigjen TNI Suhastir Susmex, Irdam IM, Danrem 011/LW - 012/TU, para Asisten dan Kabalak Kodam IM.

Inilah Tempat Yang Dilarang Merokok/ Tanpa Asap Rokok Setelah Qanun Kawasan Tanpa Rokok Di Banda Aceh Disahkan Nantinya

“Kita juga minta kepada masyarakat jika ada yang merokok di tempat umum untuk melaporkannya kepada pos polisi terdekatdan akan diambil tindakan tegas.” Ungkap Kadis, Kesehatan Banda Aceh

Banda Aceh - HASIL survei itu mengejutkan. Masyarakat Aceh tercatat paling tinggi dari angka rata-rata nasional yang menderita stroke, hipertensi, dan darah tinggi. Penyakit-penyakit ini rentan menyerang perokok aktif dan pasif. "Ini hasil riset yang terungkap dalam Rapat Kerja Daerah Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Media Yulizar, pertengahan Mei 2013.

Selain itu, partisipasi masyarakat juga dibutuhkan untuk memantau aktivitas perokok di kendaraan umum. Media Yulizar meminta masyarakat melaporkan angkutan umum yang membiarkan penumpangnya merokok. Si pelapor, kata Media, cukup menyampaikan jenis dan nomor polisi dari angkutan itu. Nanti, tim pengawas akan memanggil dan memberikan sanksi kepada pemilik angkutan umum sesuai aturan yang berlaku.

“Bahkan sanksinya lebih besar diberikan, dibandingkan perokok,” ujar Media.

Draf Qanun Kawasan Tanpa Rokok yang digarap eksekutif mendapat dukungan penuh dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh Yudi Kurnia. Ditemui Rabu pekan lalu, Yudi Kurnia mengatakan draf qanun itu menjadi aturan prioritas yang akan dibahas tahun ini.

@ Tempat-tempat yang dilarang merokok

- Tempat belajar mengajar

- Angkutan umum

- Tempat bermain anak-anak

- Sarana kesehatan

- Sarana ibadah

- Sarana olahraga

- Tempat kerja tertutup

- Tempat-tempat umum lainnya