Monday, September 2, 2013

Tampilkan Pesawat Remote Control Ciptaannya " F22 Di Pameran Expo Pendidikan

Ibnu Hajar, Santri Dayah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga Tampilkan Pesawat Remote Control Ciptaannya " F22 Reptor Ibnu Aceh” Di Pameran Expo Pendidikan

Foto : IBNU Hajar, Santri Mudi Mesra Samalanga dan pesawat ciptaannya

BANDA ACEH - Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah (BPPD) Provinsi Aceh akan memamerkan sejumlah karya santri dan ulama pada Expo Pendidikan Aceh dalam rangka Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Ke-54 Provinsi Aceh, yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah, Banda Aceh, 2-4 September 2013.

Di antara karya santri yang akan dipamerkan pada even tersebut adalah pesawat terbang dan tricopter (pesawat tanpa awak yang memiliki tiga unit motor dan baling-baling di tiap ujung-ujung kerangka utama).

KEKAGUMAN Ibnu Hajar saat melihat pesawat dan helikopter berputar-putar di atas langit desanya, tak hanya sekadar menjadi cerita baginya. Kala itu, awal tahun 1990-an, Ibnu yang masih berstatus murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Punie, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, sudah memasang tekad untuk menciptakan sendiri pesawat impiannya.

Tekad kuat itu perlahan mulai menampakkan hasil saat Ibnu Hajar menjadi pelajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banda Aceh. “Saat itu saya sudah bisa merakit helikopter mainan. Tapi tidak bisa terbang, hanya berputar-putar di lantai,” kata Ibnu, pemilik tiga pesawat kecil yang kini berstatus santri di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, kepada Serambi Minggu (1/9) malam.

Tak patah arang, hobi merakit pesawat terus ia lanjutkan saat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) 2 Banda Aceh. Sayangnya, Ibnu Hajar yang membidik jurusan mesin ternyata diterima di jurusan arsitektur. Meski begitu, ia tetap saja menyalurkan hobinya di rumah, untuk terus berusaha keras agar pesawat miliknya bisa terbang.

Tekad kuat dan usaha keras Ibnu Hajar baru menuai hasil saat dia berstatus mahasiswa Teknik Sipil Unsyiah. “Saat itu saya mulai rajin menjelajahi berbagai website untuk melihat dan belajar cara membuat mesin maupun bodi pesawat. Hingga kemudian pesawat saya itu bisa terbang,” ujarnya.

Setelah menyandang gelar sarjana dari Unsyiah, Ibnu Hajar mendapat kesempatan untuk menimba ilmu agama, seraya terus mengembangkan kemampuannya merakit pesawat. “Belajar ke Dayah MUDI Samalanga ini adalah cita-cita saya sejak tamat SMK. Tapi saat itu, ayah menyarankan agar saya kuliah dulu, nanti baru masuk dayah. Saya patuh dan Alhamdulillah kini merasakan manfaatnya,” tutur putra pasangan Tgk H Sofyan Ahmad dan Hj Zubaidah ini.

Di sela-sela waktunya menimba ilmu di dayah, Ibnu Hajar terus mengasah kemampuannya merakit pesawat. Hingga kini, dua pesawat dan satu tricopter.

Ibnu Hajar mengatakan, pesawat rakitannya ini diterbangkan dengan remote control dengan jarak terbang hingga 1 kilometer. “Sangat tergantung dari kelihaian pilot (orang yang mengendalikan remote). Tapi kalau saya baru berani mencoba hingga jarang terbang 500 meter lebih,” kata dia.

Dalam meraih cita-citanya ini, Ibnu Hajar setidaknya sudah merogoh hingga Rp 50 juta, termasuk kerugian yang harus diderita saat pesawatnya jatuh kala uji terbang. “Saat ini Alhamdulillah saya sudah bisa menyelesaikan satu pesawat dalam waktu 10 hari, itu sudah bisa terbang. Waktu paling lama adalah untuk memesan kebutuhan elektronik dan remote control dari Singapura dan Hongkong,” kata pemuda kelahiran Agustus 1987 ini.

Nah, Anda berminat? Hubungi Ibnu Hajar di alamat Jalan Mata Ie, Desa Punie, Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar atau langsung ke Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga. Untuk satu pesawat, Anda cukup merogoh Rp 2 juta dan sudah bisa menerbangkannya. Bagi yang ingin melihat contoh videonya, kunjungi di youtube dengan kata kunci “F22 Reptor Ibnu Aceh”. Atau Facebook di email hajar_ib_teknik@yahoo.com.

Sekadar diketahui, Ibnu Hajar tidak bisa dihubungi di nomor telepon genggam, karena aturan dayah tidak membenarkan santri memiliki hp selama berada di kompleks dayah

No comments:

Post a Comment