Monday, July 22, 2013

Sekjen PP Muhammadiyah : Kami Usulkan Azan Sebaiknya Hanya Dikumandangkan di Setiap Masjid Besar Saja


"Sekarang itu perlu ada kontekstualisasi syiar khususnya pada masyarakat modern seperti sekarang yang butuh istirahat dan kenyamanan khususnya dalam beribadah sehingga terlalu banyaknya masjid yang azan membuat beberapa orang merasa terganggu" kata Abdul Mukti 

Foto : Menara Mesjid Dengan Pengeras Suara

Jakarta - Suara azan yang dikumandangkan saat waktu-waktu salat seringkali saling tumpang tindih karena lokasi masjid atau musala yang saling berdekatan. Diusulkan sebaiknya dibuat aturan agar tidak setiap masjid dan musala mengumandangkan azan, cukup di masjid besar. 

"Saran saya, pengurus masjid musyawarahkan dengan masjid terdekat atau musala, dan buat kesepakatan masjid mana yang akan menjadi pusat mengumandangkan azan sehingga tidak terjadi tumpang tindih padahal dalam lingkungan yang sama," ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mukti saat dihubungi detikramadan, Minggu (21/7/2013).

Dia mencontohkan negara seperti Arab Saudi yang mengatur dengan baik seruan azan sehingga terdengar merdu ke berbagai penjuru dan mewakili syiar Islam. Banyak masjid di sana yang berdekatan dengan musala atau masjid-masjid besar lainnya tapi mereka hanya memusatkan pada satu masjid yang mengumandangkan azan secara keras sampai terdengar ke berbagai penjuru kemerduannya. 

Jika di Makkah pusatnya di Masjidil Haram. Madinah di Masjid Nabawi. 

"Negara lain pun seperti di Malaysia, Brunei Darussalam, dan Turki, mereka menggunakan masjid besar sebagai pusat kumandang azan, masjid-masjid di sekitarnya menggunakan pengeras suara untuk di dalam masjid," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment