Thursday, August 15, 2013

Sandiwara “Rumah Boneka” akan Pentas di Aceh

* 30 Agustus di Sultan Selim
BANDA ACEH - Institut Ungu dan Pentas Indonesia, bekerja sama dengan Komunitas Tikar Pandan dan didukung oleh Kedutaan Besar Norwegia akan menggelar pertunjukan sandiwara “Rumah Boneka” di Aceh.
Dalam siaran pers yang diterima Serambi Selasa (6/8), Manajer Produksi Rumah Boneka di Aceh, Fauzan Santa mengatakan, sandiwara yang digarap dengan pendekatan realisme dan sangat peduli pada detail keaktoran dan dialog ini mengusung tema perjuangan perempuan untuk menemukan diri dan posisi di tengah ruang publik, di antara tuga-tugas sakral bersama keluarga.
Menurutnya, ada sekian hal menarik yang perlu terus dipertanyakan secara kritis untuk terbukanya ruang ekspresi perempuan secara rasional dan kultural. “Untuk Aceh, tema-tema semisal itu sangat penting sebagai pengingat abadi bahwa apa yang dalam sejarah sosial politik Aceh sudah sedemikian jauh diramaikan oleh perempuan-perempuan luar biasa, tidak perlu kembali surut menyusut ke zaman gelap,” ujarnya. 
“Rumah Boneka” merupakan terjemahan dari karya salah satu dramawan Norwegia, Henrik Ibsen, yang berjudul asli “A Doll’s House” dan diterjemahkan oleh Faiza Mardzoeki. Faiza juga bertindak sebagai penulis naskah dan produser pertunjukan ini. Naskah Ibsen tersebut diadaptasi oleh Faiza ke dalam konteks Indonesia dengan  latar peristiwa Jakarta kontemporer. Pertunjukan ini sebelumnya telah dimainkan di antaranya di Timor Leste, Jakarta, dan Bandung.
Naskah ini aslinya ditulis pada tahun 1879 dan hingga kini merupakan drama Ibsen yang sangat terkenal di seluruh dunia dan masih terus dipentaskan di berbagai negara. Ibsen, oleh bangsa Norwegia, dijadikan simbol kebanggaan nasional dan terus dipromosikan hingga sekarang.
Sandiwara Rumah Boneka ini disutradarai oleh Wawan Sofwan, seorang aktor dan sutradara teater, sebelumya bertindak sebagai sutradara teater Nyai Ontosoroh. Sandiwara ini didukung oleh seniman dari Jakarta, Bandung, New York, dan Aceh. Untuk pementasan di Aceh melibatkan dua aktor cilik Aceh yaitu Nahla Azayaka Rivadsyaharani dan Sultan Pasha

No comments:

Post a Comment