Saturday, August 24, 2013

Pembangunan Lanjutan Jalan Lamno-Jantho Dianak Tirikan Oleh Era Gubernur Zaini Abdullah

* Salah seorang Tokoh Pemuda Lamno, Ipen Ld, Sabtu (24/8) melalui DiliputNews.com meminta perhatian serius dari Pemerintah Provinsi sekarang untuk menyelesaikan terhadap kelanjutan pembangunan jalan provinsi lintas Lamno-Jantho

ACEH JAYA – Pembangunan jalan lintasan Lamno -Jantho, yang dirintis sejak tahun 2008 lalu hingga kini belum selesai dikerjakan. Meskipun beberapa waktu lalu, Pemerintah Aceh telah melanjutkan pembangunan jalan tersebut, namun pembangunan terkesan dianak tirikan.

Keberadaan jalan tersebut sangat dinantikan masyarakat wilayah Pantai Barat-Selatan Aceh sebagai jalan alternatif bila tiga gunung lintas Lamno-Banda Aceh terganggu yakni Gunong Geurutee, Gunong Kulu, dan Gunong Paro.

Sehingga dengan keberadaan jalan itu bisa memperlancarkan arus transportasi dan mempersingkat jarak tempuh serta dapat meningkatkan perekonomian dengan memudahkan pasarkan hasil pertanian.

”Jangan dianak tirikanlah pembangunan jalan itu,karena sewaktu-waktu dilintas Lamno longsor, bisa mengambil jalan alternatif Lamno-Jantho sehingga tidak menimbulkan kemacetan,” pintanya.

Dikatakan Ipen, bukan saja penduduk Aceh Jaya saja, akan tetapi penduduk wilayah pantai barat selatan Aceh meliputi Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, dan Simeulue yang akan menggunakan jalan itu untuk menuju ibukota Provinsi Aceh .

“Tidak ada keseriusan dari Pemerintah Aceh dalam membangun jalan itu,hingga saat ini jalan lintas lamno-jantho belum selesai,” ungkap ipen.

Ipen mengaku, jalan lintas Lamno-Jantho sepanjang 45 km, hanya sekitar 15 km lagi yang belum tembus. Pembangunan jalan Lamno – Jantho tersebut merupakan proyek multiyear dibangun mulai tahun 2008 dengan target bisa rampung pada tahun 2011. Namun kenyataan di lapangan pembangunannya hanya setahun saja dan tidak ada kelanjutannya lagi.

Padahal seluruh angota DPRA Aceh sudah sepakat untuk mengalokasikan dana untuk jalan tersebut baik Eksekutif dan legislatif sependapat bahwa jalan tersebut harus sudah tembus dan dilalui kendaraan pada akhir tahun 2014.

“DPRA sudah sepakat tentang dana yang dialokasikan,namun pembangunan jalan itu sangat terbilang lambat dan dianak tirikan,” jelasnya.

Menurut Ipen, jalan Jantho-Lamno memiliki nilai strategis tersendiri bagi masyarakat Aceh Besar, terutama Kota Jantho. Karena dengan adanya jalan tersebut, akan membuat ibu kota Aceh Besar yang saat ini bagaikan kota mati bisa hidup kembali dan aktivitas sektor perekonomian akan bisa berkembang.

”bagi warga aceh besar sendiri pastinya akan meraih rezeki kalau jalan itu sudah tembus dengan berjualan disepanjang jalan alternative itu” ujar Ipen.

Sementara bagi warga Barat Selatan Aceh akan cenderung melintasi jalan itu dari pada melewati via Geureutee yang kondisinya saat ini sudah cukup parah dan rawan longsor. Jalan sepanjang 42 kilometer tersebut direncanakan menjadi jalan alternatif jika sewaktu-waktu lintas Banda Aceh-Meulaboh yang melintasi Gunong Geureute, Gunong Kulu, dan Gunong Paro, terganggu

No comments:

Post a Comment